Karangan Ilmiah
Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M.
1995:11
Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah)
mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1).
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan
penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium,
ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis
hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi
sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis
dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan
rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan
pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis
dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan
dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas
tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang
mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi
merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian
yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri
dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan
pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan
tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa
impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
Contoh Karangan Ilmiah
Contoh karya ilmiah “EFEK RUMAH KACA”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
atau yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif
bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah
aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak positif
saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga
dampak-dampak negatif. Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek
manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh
ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang
mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap dari
kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca
apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil
seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC,
komputer, pembakaran hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca
meningkat.
Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya
temperatur rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur
bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat
celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secara perlahan-lahan sejak
tahun 1975.
Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih
saat ini berhembus masalah yang lebih besar mengenai global warming dan
efek rumah kaca.
1.2 Tujuan
Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan
Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih
merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum
mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga
mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan
dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di
sekitarnya.
Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya
di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di
sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan
kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami
manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu
karena kekurangan air atau dan sebagainya.
Oleh karena itu melalui karya ilmiah ini diharapkan agar manusia
dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya
pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan pembakaran zat-zat yang
dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan kami bahas dalam karya ilmiah ini meliputi:
1. Apa itu rumah kaca?
2. Bagaimana dan apa penyebab rumah kaca?.
3. Apa keterkaitan efek rumah kaca dengan global warming dan perubahan iklim?.
4. Dampak apa yang diakibatkan oleh efek rumah kaca?.
5. Bagaimana cara-cara menanggulangi efek rumah kaca.
6. Manfaat rumah kaca abagi kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2. Efek Rumah Kaca
2.1 Pengertian efek rumah kaca
Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek)
yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan
menghangatkan bumi.
Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang.
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas
rumah kaca seperti : uap air, karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga
panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer bumi.
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena
peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga
dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka suhu
permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini,
karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi
seluruh permukaan Bumi.
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer
dan berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan
semakin berlanjut !
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada
tahun1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama pada planetatau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan
keadaan atmosfernya.Efek rumah kaca hanya terjadi pada planet-planet
yang mempunyai lapisanatmosfer seperti Bumi, Mars, Venus, dan satelit
alami Saturnus (Titan).
2.2 Penyebab terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naikknya konsentrasi gas
Karbondioksida(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibatkenaikan pembakaran bahan bakar
minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organiclainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya.Bahan-bahan di
permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorsi hasil pembakaran
tadi ialah tumbuh-tumbuhan, huta, dan laut. Jadi bisa dimengerti bila
hutansemakin gundul, maka panas di bumi akan semakin naik.Energi yang
diabsorsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah olehawan
dan permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar inframerah tersebut
tertahan olehawan, gas CO2, dan gas lainnya sehingga terpantul kembali
ke permukaan bumi.Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas
lain di atmosfir makasemakin banyak pula gelombang panas yang
dipantulkan bumi dan diserap atmosfir.Dengan perkataan lain semakin
banyak jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfir,maka semakin banyak
pula panas matahari uang terperangkap di permukaan bumi.Akibatnya suhu
permukaan bumi akan naik. Sudah disebutkan di atas bahwa efek rumah kaca
terjadi karena emisi gas rumahkaca.
Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal-hal berikut:
- Energi Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM
memberikontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca,
terutamaCO2.
- KehutananSalah satu fungsi hutan adalah sebagai pernyerap emisi gas
rumah kaca.Karena hutan dapat mengubah CO2 menjadi O2. Sehingga
pengrusakanhutan akan memberi kontribusi terhadap naiknya emisi gas
rumah kaca.
- Peternakan dan PertanianDi sektor ini emisi gas rumah kaca
dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan
pembusukan kotoran-kotoran ternak,serta pembakaran sabana. Pada sektor
pertanian, gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan.
- SampahSampah sebagai salah satu kontributor terbesar bagi terbentuknya gasmetan (CH4), karena aktifitas manusia sehari-hari.
2.3 Akibat dari Efek Rumah Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahaniklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan danekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbondioksidadi atmosfir. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerahkutub yang dapat
menyebabkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akanmengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadikenaikan permukaan laun yang mengakibatkan negara
yang berupa kepulauan akanmendapat pengaruh yang sangat besar.
2.4 Efek Rumah Kaca untuk Kehidupan di Bumi
Green house effect atau lebih kita kenal dengan sebutan efek rumah
kaca adalah sebuah kondisi di mana suhu dari sebuah benda permukaan
langit, seperti planet dan bintang, meningkat secara drastis.
Meningkatnya suhu ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi dari
komposisi serta keadaan atmosfir yang mengelilingi benda langit
tersebut.
Sebenarnya, penggunaan istilah efek rumah kaca diadopsi dari petani
di negara Eropa dan Amerika, karena mekanisme pemanasan bumi ini sama
seperti yang terjadi di rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di
negara tersebut. Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di musim
dingin. Tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca akan tetap hidup dan
tidak mati membeku, oleh pengaruh musim dingin. Karena kaca akan
menghalangi suhu yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Ini
menyebabkan seringnya terjadi kesalah pahaman. bahwa efek rumah kaca
disebabkan oleh banyaknya rumah berdinding kaca.
Yang terjadi pada bumi adalah, ketika cahaya matahari mengenai
atmosfer serta permukaan bumi, sekitar 70 persen dari energi tersebut
tetap tinggal di bumi, diserap oleh tanah, tumbuhan, lautan dan benda
lainnya. Tiga puluh persen sisanya dipantulkan kembali melalui awan,
hujan serta permukaan reflektif lainnya. Tetapi panas 70 persen itu,
tidak selamanya berada di bumi. Benda-benda di sekitar planet yang
menyerap cahaya matahari seringkali meradiasikan kembali panas yang
diserapnya.
Sebagian panas tersebut masuk ke ruang angkasa, tinggal di sana dan
akan dipantulkan kembali ke bawah permukaan bumi, ketika mengenai zat
yang berada di atmosfer. Seperti karbon dioksida, gas metana dan uap
air. Panas tersebut yang membuat permukaan bumi tetap hangat daripada di
luar angkasa, karena energi lebih banyak yang terserap dibandingkan
dengan yang dipantulkan kembali.
Jadi, jika bumi tidak memiliki gas rumah kaca, maka suhu di bumi akan
terlalu dingin untuk kehidupan makhluk di dalamnya. Sebagai contoh,
planet Mars tidak memiliki gas rumah kaca, sehingga suhu di sana berada
di sekitar -30°C. Jika suhu yang sama terjadi di bumi, tentu saja tidak
ada makhluk hidup dapat hidup di bumi.
Tidak menjadi masalah seadainya konsentrasi gas-gas rumah kaca berada
dalam keadaan konstan, tidak terjadi lonjakan drastis seperti sekarang
ini. Meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca diakibatkan berbagai
aktivitas manusia yang memicu pancaran gas tersebut ke atmosfir. Dengan
adanya pancaran gas ini, maka konsentrasinya di lapisan atmosfir bumi
akan semakin tinggi. Kondisi ini akan mengakibatkan sinar matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi akan sulit lewat dan menjadi
terperangkap di permukaan bumi.
Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah
kaca bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu
tinggal di atmosfer dan kemampuan penyerapan energi. Peningkatan kadar
gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global. Adapun gas-gas yang terdapat dalam rumah
kaca, adalah sebagai berikut:
CO2 (Karbon Dioksida)
CO2 adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang
sedang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama
manusia terhadap jumlah karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas
bumi.
Pembukaan lahan baru pertanian dan penggundulan hutan juga
meningkatkan jumlah karbon dioksida dalam atmosfer. Namun selain efek
rumah kaca, CO2 juga memainkan peranan sangat penting untuk kehidupan
tanaman. Karbon dioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar
matahari dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman dalam proses yang
dikenal sebagai fotosintesis. Proses yang sama terjadi di lautan di mana
karbon dioksida diserap oleh ganggang.
Dampak dari meningkatnya CO2 di atmosfer antara lain: meningkatnya
suhu permukaan bumi, naiknya permukaan air laut, anomali iklim,
timbulnya berbagai penyakit pada manusia dan hewan(Astin,2008). Berbagai
upaya dilakukan untuk menekan laju peningkatan emisi CO2 di atmosfer
H2O (Uap Air)
Uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca. Uap air
tidak terlihat dan harus dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi
ketika uap membentuk butir-butir air. Jumlah uap air dalam atmosfer
berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi terutama oleh suhu
global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di atmosfer akan
meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek
rumah kaca dan pemicu naiknya pemanasan global.
CH4 (Metana)
Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu
menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini
juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa
sehingga disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar, dan menghasilkan
karbon dioksida sebagai hasil sampingan. Kegiatan manusia telah
meningkatkan jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer. Sawah merupakan
kondisi ideal bagi pembentukannya, di mana tangkai padi nampaknya
bertindak sebagai saluran metana ke atmosfer. Meningkatnya jumlah ternak
sapi, kerbau dan sejenisnya merupakan sumber lain yang berarti, karena
metana dihasilkan dalam perut mereka dan dikeluarkan ketika mereka
bersendawa dan kentut. Metana juga dihasilkan dalam jumlah cukup banyak
di tempat pembuangan sampah, sehingga menguntungkan bila mengumpulkan
metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap untuk menghasilkan energi
listrik. Metana merupakan unsur utama dari gas bumi. Gas ini terdapat
dalam jumlah besar pada sumur minyak bumi atau gas bumi.
CFC (Chloro Flouro Carbon)
Chlorofluorocarbon adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai sifat
tidak mudah terbakar dan tidak beracun. CFC amat stabil sehingga dapat
digunakan dalam berbagai peralatan. Mulai digunakan secara luas setelah
Perang Dunia II. Chloro fluoro carbon yang paling banyak digunakan
mempunyai nama dagang Freon. Dua jenis chlorofluorocarbon yang umum
digunakan adalah CFC R-11 dan CFC R-12. Zat-zat tersebut digunakan dalam
proses mengembangkan busa, di dalam peralatan pendingin ruangan dan
lemari es selain juga sebagai pelarut untuk membersihkan mikrochip.CFC
menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi
untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah
lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
O3 (Ozon)
Ozon terdapat secara alami di atmosfer (troposfer, stratosfer). Di
troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan yang terbentuk
ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor. Ozon
pada troposfer dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
Ternyata, tanpa kita sadari, begitu banyak pemicu terjadinya efek
rumah kaca. Maka mari kita jaga bumi ini, demi anak cucu kelak.
- 3. Pengaruh Efek Rumah Kaca Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman.
Iklim dan cuaca merupakan faktor penentu utama bagi pertumbuhan dan
produktifitas tanaman pangan. Sistem produksi pertanian dunia saat ini
mendasarkan pada kebutuhan akan tanaman setahun, kecuali beberapa
tanaman seperti pisang, kelapa, buah-buahan, anggur, kacang-kacangan,
beberapa sayuran seperti asparagus, rhubarb, dan lain-lain.
Tanaman-tanaman tersebut dikembangbiakan dalam kondisi pertanaman
tertentu.
Produktifitas pertanian berubah-ubah secara nyata dari tahun ke
tahun. Perubahan drastis cuaca, lebih berpengaruh terhadap pertanian
dibanding perubahan rata-rata. Tanaman dan ternak sangat peka terhadap
perubahan cuaca yang sifatnya sementara dan drastis. Perbedaan cuaca
antar tahun lebih berpengaruh dibanding dengan perubahan iklim yang
diproyeksikan. Dan tak terdapat bukti bahwa perubahan iklim akan
mempengaruhi perubahan cuaca tahunan.
Petani selalu berhadapan dengan perubahan iklim. Besaran perbedaan
antar tahun telah melampaui prakiraan perubahan iklim. Fluktuasi iklim
tahunan, dalam beberapa urutan besaran lebih tinggi dibanding dengan
besar prediksi perubahan pelan-pelan iklim yang diajukan para ahli
ekologi. Hal ini digambarkan pada Musim panas daerah pertanian Jagung
Amerika serikat, antara tahun 1988 (kering dan panas) dan 1992 (basah
dan dingin). Suhu selama Juli dan Agustus berbeda 80F dalam dua tahun
dibeberapa negara bagian. Hal paling kritis yang belum diketahui adalah
pola frekuensi kemarau. Kemarau terjadi dibeberapa tempat didunia setiap
tahun. Kemarau tahunan juga lumrah terjadi di area pertanian India,
China, Rusia dan beberapa negara Afrika.
Makalah ini akan membahas implikasi dari effek rumah kaca, atau
khusunya, perubahan iklim yang diakibatkan meningkatnya kandungan CO2
atmosfir dan gas rumah kaca lainnya terhadap produktifitas tanaman
pangan. Juga mempertimbangkan efek langsung maupun biologis dari
peningkatan kadar CO2 tersebut. Dan interaksi Biologi dan Iklim terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman pangan.
- 4. Pengaruh Iklim terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman
Variabel menonjol yang diperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman pangan akibat terjadinya
peningkatan kadar CO2 adalah bumi yang memanas. Berdasarkan pengamatan
obyektif di lapangan, diperkirakan akan lebih rendah dibanding
permodelan iklim yang lemah dan kasar menggunakan komputer. Berdasarkan
permodelan komputer, muka bumi rata-rata akan memanas sebesar 1,5-4,5OC
jika kadar CO2 meningkat duakali. Secara keseluruhan iklim akan memanas 3
kali 1,5OC pada akhir abad nanti, dan pemanasaan terbesar terjadi
dikutub, dan lebih rendah dikhatulistiwa.
Kedua, kenaikan suhu dapat diperkirakan dan akan berpengaruh terhadap
pola hujan. Untuk kebanyakan tanaman pangan dan serat dan beberapa
spesies lain perubahan dalam ketersediaan air memiliki akibat yang lebih
besar dibanding kenaikan suhu. Permodelan iklim secara regional telah
dimodelkan dalam tingkat yang lebih kurang meyakinkan dibanding model
untuk iklim global.
Perubahan yang diperkirakan, jika terjadi dalam pola hujan dan suhu
dengan kadar CO2 yang tinggi akan menguntungkan produksi tanaman pangan
beririgasi. Pertambahan areal pertanian beririgasi di Amerika terjadi di
delta misisipi dan dataran utara. Hal serupa terjadi di India, China
dan Rusia bagian selatan. Di USA, area tanam jagung dan gandum musim
dingin akan bergeser ke utara dan akan digantikan sorgum dan
padi-padian.
Ketiga, pemanasan global mempengaruhi variabel yang berpengaruh
terhadap produktifitas pertanian. Hal ini akan sangat penting bagi
pertanian yang terkait zona suhu, baik bagi pertambahan maupun
intensitas masa tanam atau satuan tingkat pertumbuhan. Perhatian petani
akan tertuju pada perbedaan musiman dan antar tahun pada curah hujan,
salju, lama musim tanam, dan beda suhu dalam hari-hari yang berpengaruh
pada tahap pertumbuhan. Stabilitas dan keandalan produksi adalah sama
pentingnya dengan besaran jumlah produksi itu sendiri.
Keprihatinan akan perubahan iklim dimasa depan dan perubahan yang
lebih besar lagi akan diimbangi dengan penelitian mengenai manfaat
peningkatan CO2 bagi fotosintesis dan berkurangnya kebutuhan tanaman
akan air, dan tetap meningkatnya hasil. Selama 70 tahuan, perubahan
cuaca, mencerminkan bahwa hasil tanam di USA, Rusia, India, China,
Argentina, Canada dan Australia, memungkinkan negara dengan cuaca baik
dapat menjaga keamanan pangan negara dari cuaca yang buruk. Kekeringan
secara menyeluruh di dunia hampir tak pernah terjadi saat ini.
Walau ada kepastian bahwa pertanian dunia dapat mengantisipasi
perubahan iklim, perubahan itu akan menambah masalah yang harus
ditangani dalam dasa warsa kedepan. Masalah lain adalah Kelangkaan air
dan kualitas air, tanah yang menjadi gersang, pengadaan energi dari
bahan bakar fosil serta kelangsungan praktek pertanian yang sekarang
ada. Beberapa praktek yang membahayakan kesehatan manusia dan
kelestarian lingkungan harus diubah bersamaan dengan tingkat produksi
yang aman dan dapat diandalkan juga harus terus ditingkatkan. Prakiraan
terjadinya perubahan iklim membuat penelitian pertanian yang
komprehensif menjadi sangat penting dalam menghadapi perubahan itu
secara efektif.
Penelitian mengenai perubahan iklim, akan melengkapi usaha
peningkatan produktivitas tanaman, yang dipengaruhi oleh tekanan
lingkungan, yang kini tengah dilakukan melalui rekayasa genetik,
perlakuan kimiawi dan pola pengolahan. Ini akan memberi dua manfaat
sekaligus, baik sebagai pelindung mengahadapi perubahan jangka pendek
lingkungan, seperti kemarau dan juga membantu menghadapi perubahan iklim
dalam jangka panjang, dan untuk mengkapitalisasi sumberdaya hayati
bagi peningkatan produksi.
Pandangan yang berbeda mengenai pemanasan global yang memiliki bobot
ilmiah yang baik muncul, mendukung penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, sekarang telah disimpulkan oleh beberapa ilmuwan bahwa model
prakiraan iklim yang dibuat merupakan penyederhanaan yang sangat
simplistis dari proses atmosfir dan lautan yang sangat kompleks. Dan tak
dapat dibuktikan bahwa pengeluaran gas rumah kaca akan berpengaruh
signifikan terhadap iklim dunia, sebab-sebab pemanasan global juga lebih
tidak dapat lagi dipastikan.
- 5. Pengaruh Biologis Langsung:
5.1 Pertumbuhan Tanaman dalam rumah Kaca
Penelitian mengenai manfaat pengayaan CO2 dimulai abad lalu. Awal
1888, manfaat pemupukan dengan CO2 telah dilakukan pada tanaman di dalam
rumah kaca di Jerman, dan beberapa tahun kemudian di Inggris, serta 80
tahun yang lalu di USA. Hasil yang menguntungkan pertama kali dilaporkan
terjadi pada tanaman pangan seperti letuce, tomat, mentimun, dan
kemudian bunga dan tanaman hias.
Banyak catatan dan pernyataan yang disusun mengenai pertumbuhan
tanaman yang berada dalam lingkungan yang dikontrol dan diberi pengayaan
CO2. Wittwer dan Robb membuat catatan menyeluruh mengenai data-data
sebelumnya dan ditambah hasil penelitiannya sendiri bahwa tanaman tomat
mencapai usia dewasa dan hasil produksi yang menguntungkan dalam rumah
kaca yang diperkaya CO2. Sementara Strain dan Cure menyusun Bibliographi
literature mengenai pengayaan CO2 dan efeknya terhadap lingkungan dan
tanaman yang lengkap. Kimball dkk. pada tahun 1983, 1985 dan 1996
mengumpulkan 770 penelitian mengenai hasil tanaman dalam rumah kaca
dengan pengayaan CO2, dan terbukti hasil tanaman tersebut meningkat 32%.
Pada tahun 1982 diselenggarakan Konferensi Internasional yang
bertujuan mengidentifikasi makalah yang terkait dengan pengaruh biologis
langsung dari pengaruh peningkatan CO2 pada produktifitas tanaman,
sebagai sesuatu yang tak terpisahkan dengan efisiensi photositensis,
efisiensi penggunaan air, Penyerapan Nitrogen biologis terkait dengan
sumberdaya iklim seperti cahaya, suhu dan kelembaban. Fokus makalah ini
dibuat dengan mengacu kepada tindak konferensi tersebut. Dokumentasi
yang lebih lengkap mengenai efek langsung CO2 terhadap produkstifitas
tanaman diterbitkan Departemen Energi USA pada Tahun 1985-1987 secara
berseri, makalah Wittwer tahun 1985 dan 1992. Itu semua dilengkapi oleh
materi yang diedit oleh Enoch dan Kimball pada 1968 mengenai Pengayaan
Karbondioksida Pada Tanaman Rumah Kaca meliputi status dan sumber CO2,
physiologi, hasil daan ekonomi. Juga telah dilakukan riset selama 35
tahun oleh sebuah grup dalam Komisi Tanaman Terlindung pada
International Society for Holticultural Science, yang membuktikan bahwa
pengayaan CO2 menambah hasil sebesar 12-13 %, dibanding pada kadar
atmosfir biasa sebesar 335 ppm.
Pengaruh paling mencolok dari pengayaan tersebut dalah efisiensi fotosintesis dan Penggunaan Air yang lebih efisien.
5.2 Efisiensi Fotosintesis
Hanya sedikit keraguan bahwa kadar CO2 dalam atmosfir adalah kurang
optimal bagi fototosintesis ketika faktor lain yang berpengaruh terhadap
tanaman (cahaya, air, suhu dan unsur hara) mencukupi. Fotosintesa Netto
adalah jumlah fotosintesa brutto minus fotorespirasi, dan fotorespirasi
setidaknya memiliki besaran mengubah 50% karbohidrat hasil fotosintesa
kembali menjadi CO2, dengan peningkatan CO2 fotorespirasi diperkirakan
akan menurun. Peningkatan Biomassa terbukti terjadi ketika dilakukan
pengayaan CO2. Ini tak selalu muncul dari fotosintesa netto. Kadar CO2
yang tinggi memicu penggunaan air yang efisian dalam tanaman C4 seperti
jagung. Peningkatan efisiensi air ini merangsang pertumbuhan tanaman.
Dampak langsung yang dapat dijejaki dari peningkatan CO2 adalah
peningkatan tingkat fotosintesa daun dan kanopi. Peningkatan
fotosintesis akan meningkat sampai kadar CO2 mendekati 1000 ppm. Hasil
paling pasti adalah tanaman tumbuh cepat dan lebih besar. Ada perbedaan
antara spesies. Spesies C3 lebih peka terhadap peningkatan kadar CO2
dibanding C4. Terjadi juga pertambahan luas dan tebal daun, berat per
luas, tinggi tunas, percabangan, bibit dan jumlah dan berat buah. Ukuran
Tubuh meningkat seiring rasio akar-batang. Rasio C:N bertambah. Lebih
dari itu semua hasil panen meningkat. Terutama pada Kentang, Ubi Jalar,
Kedelai. Dengan meningkatnya kadar CO2 menjadi dua kali sekarang secara
global, hasil pertanian diperkirakan akan meningkat sampai 32% dari
sekarang. Perkiraan sementara saat ini sekitar 5%-10% dari kenaikan
produksi pertanian adalah akibat kenaikan kadar CO2. Manfaat pengayaan
CO2 terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman saat ini telah
dikenal telah dikenal luas. Banyak pengujian yang dilakukan dalam
lingkungan terkontrol secara penuh atau sebagian, terhadap beberapa
tanaman komersial (padi, Jagung, gandum, kedelai, kapas, kentang, tomat,
ubi jalar, dan beberapa tanaman hutan), yang membuktikannya.
5.3 Efisiensi Penggunaan Air
Kebutuhan utama tanaman yang lainnya adalah air, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Air kini telah menjadi permasalahan penting bagi lima
negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia (China, India, USA,
Sovyet, Indonesia). Juga tentu dinegara-negara temur tengah, afrika
utara dan sub sahara. Satu faktor penting yang berpengaruh terhadap
produksi tanaman namun masih merupakan misteri adalah pola musim kering
yang terjadi. Kekeringan adalah hal yang paling ditakuti oleh para
petani diberbagai negara produsen pangan. Kebutuhan akan air menjadi
semakin penting dan kritis, di USA, 80–85 % konsumsi air bersih adalah
untuk pertanian. Sepertiga persediaan tanaman pangan sekarang tumbuh
padi 18% lahan beririgasi.
Aspek penting dari peningkatan kadar CO2 dalam atmosfir adalah
kecenderungan tanaman untuk menutup sebagian dari stomata pada daunnya.
Dengan tertutupnya stomata ini penguapan air akan menjadi perkurang, dan
dengan itu berarti efisiensi penggunaan air meningkat. Kekurangan air
adalah faktor pembatas utama dari produktifitas tanaman. Bukti yang
selama ini dikumpulkan menunjukan bahwa peningkatan CO2 di atmosfir
meningkatkan efisiensi penggunaan air. Hal ini adalah penemuan yang
penting bagi bidang pertanian dan juga bagi ekologi. Implikasi dari hal
itu bermacam-macam, salah satunya adalah peningkatan daya tahan terhadap
kekeringan dan berkurangnya kebutuhan air untuk pertanian.
Efek langsung dari kadar CO2 dalam atmosfir terhadap fotosintesis
tanaman C4 adalah meningkatkan efisiensi air dalam fotosintesa. Dan pada
tanaman C4 dan C3 mengurangi membukanya stomata, hal ini ditunjukan
oleh Roger et al. pada tanaman kedelai. Tanaman dengan cara fotosintesa
C3 mendapat keuntungan dengan 3 cara. Pertama meluasnya ukuran daun,
kedua peningkatan tingkat fotosintesis perunit luas daun, dan terakhir
efisiensi penggunaan air.
- 6. Produksi Tanaman Pangan Beririgasi
Perubahan yang telah diperkirakan mengenai penguapan dan suhu akibat
efek rumah kaca dan pemanasan global sepertinya akan menguntungkan lahan
pertanian beririgasi. Di USA, luas areal pertanian beririgasi akan
meluas sampai dataran utara dan delta Missisipi, hal ini juga berlaku
untuk Cina, India dan negara lain. Dimana lingkungan lebih lembab dan
diperuntukkan untuk tanaman biji-bijian dan kacang-kacangan.
Kecenderungan ini telah terjadi di USA, China, dan India. Jagung dan
Gandum kini bergeser mendekati daerah yang dingin dan lebih lembab.
Produksi Sorgum dan padi-padian akan menggeser posisi areal gandum dan
jagung tersebut. Diharapkan juga, dimasa mendatang model dari atmosfir
dan iklim akan lebih berkembang dan melengakapi dari apa yang sekarang
telah dikembangkan, sehingga sensitivitas tanaman terhadap perubahan
iklim lebih dapat diketahui.
- 7. Pertumbuhan dan Produkstifitas Tanaman:
7.1 Kemampuan Adaptasi terhadap Suberdaya Iklim di Bumi
Banyak tanaman pangan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Di
bumi padi, ubikayu, ubijalar dan jagung dapat tumbuh dimana saja
kelembaban dan suhu sesuai. Jagung mampu tumbuh di areal yang beraneka
ragam kelembaban, suhu, dan ketinggian dibumi ini. Areal produksinya di
USA telah meluas ke utara sampai 800 km selam lima puluh tahun ini.
Kedelai dan Kacang tanah dapat tumbuh di daerah tropik sampai lintang
450 LU dan 400 LS. Gandum musim dingin yang lebih produktif dari gandum
musim semi areal tanamnya telah meluas keutara sejauh 360 km. Ditambah
dengan kemampuan rekayasa genetik yang kita miliki perluasan areal tanam
akan semakin mungkin dan cepat terealisasi.
Diperkirakan penggandaan kadar CO2 akan meningkatkan produktivitas
tanaman di Amerika Utara, hal serupa juga terjadi di Sovyet, Eropa dan
propinsi bagian utara China. Tanaman hortikultura dapat berkembang
bebearapa musim diseluruh negara bagian USA. Tanaman seperti Tebu dan
Kapas semakin meluas areal tanamnya dengan dimanfaatkannya mulsa dan
pelindung plastik. Pemanasan global akan lebih menguntungkan dibanding
dengan kembalinya era es sebagaimana diprediksi beberapa dekade yang
lalu. Terlebih dimana produksi tanaman pangan terpusat di Lintang 300 LU
sampai 500 LS.
Perubahan iklim secara drastis dan ekstrem sebagaimana yang selama
ini dipublikasikan adalah hal yang sangat berlebihan. Pemanasan secara
perlahan mungkin menguntungkan, karena memungkinkan penanaman tumbuhan
tropis seperti mangga, pepaya, nanas dan pisang , dinegara bagian
selatan USA.
- 8. Prakiraan Regional:
8.1 Pola Iklim dan Respons Tanaman
Sejak 1850, kadar CO2 dalam atmosfir telah meningkat sebesar 25 %
akibat pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan tak ada yang
menentangnya. Kadar gas rumah kaca selain CO2 juga telah meningkat
melebih prosentase CO2 dan dengan efek pemanas yang setara CO2. Namun
terdapat kontrovesi mengenai kapan pemanasan global pertama kali muncul,
juga terdapat kontroversi mengenai besaran perubahan suhu yang terjadi,
jika terjadi pada masa yang akan datang. Perkiraan yang ada berkisar
antara minus 1,50C sampai 60C. Prakiraan iklim dan cuaca regional dengan
sebaran variabel seperti awan, kelembaban, dan angin lebih tidak pasti
lagi.
Efek langsung dari meningkatnya CO2, berdampak positif terhadap
tumbuhan, sebagaimana dibahas diatas, namun bila terjadi kekeringan
sebagaimana ramalan hasil permodelan iklim yang sekarang, hasil
pertanian tak dapat dipastikan. Namun secara garis besar dampak yang
terjadi masih dapat kita kendalikan. Tindakan dari petani, ilmuwan dan
kebijkan pemerintah lebih diperlukan dibandingkan dengan perubahan pola
hidup kita.
Prakiraan pengaruh CO2 terhadap iklim menimbulkan banyak spekulasi,
dan beberapa riset telah dimulai untuk meneliti dampaknya terhadap
hubungan hama dan tanaman dan strategi perlindungan tanaman. Gulma,
Serangga, nematoda dan wabah berdampak sangat merugikan bagi pertanian.
Perubahan Iklim yang mungkin akan berdampak pada hubungan tumbuhan –
hasil panen – hama, dan ekosistem lain. Peningkatan kandungan
karbohidrat dan akumulasi nitrogen akan berpengaruh terhadap pola makan
serangga, ini telah ditunjukan dalam beberapa eksperimen. Pengendalian
hama memasuki era baru, dengan pengintegrasian penanganan hama.
- 9. Pemanasan Globa:
9.1 Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi
akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan
Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah
hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.
Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
9.2 Penyebab Pemanasan Global
Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang
dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut
disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan
chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya
dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan
hutan serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan
emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian.
Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca
menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah
gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas
dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2,
kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini
berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang
berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara
spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78%
dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini
menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah
terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu,
jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari,
angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun
miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan
investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,
menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro
lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
9.3 Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global yaitu meningkatnya
temperatur rata-rata
atmosfer,
laut dan daratan
Bumi yang disebabkan oleh aktifitas manusia terutama aktifitas pembakaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_fosil”>bahan bakar fosil (
batu bara,
minyak bumi, dan
gas alam), yang melepas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai
http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca”>gas
rumah kaca ke atmosfer. Atmosfer semakin penuh dengan gas-gas rumah
kaca ini dan ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak
pantulan panas Matahari dari Bumi. Dampak pemanasan gelobal akan
mempengaruhi :
9.3.1 Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih
sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi.
Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan
semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih
panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat.
9.3.2 Tinggi muka laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga
akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub,
terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan
lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan
di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6
persen daerah Belanda , 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak
pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang
akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan
negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah
pantai.
9.3.3 Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini
sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada ,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya
curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian
tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat
tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju)
musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
9.3.4 Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit
menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah
dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi
terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan
yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah
menuju kutub mungkin juga akan musnah.
9.3.5 Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih
banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit
yang diakibatkan nyamuk
dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka
dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka.
Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka
dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;
persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature
meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti
malaria, demam dengue (demam berdarah), demam kuning, dan encephalitis . Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
- 10. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas
matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh
permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah
kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi
menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan
manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek
gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa
menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah
kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya,
Bumi menjadi semakin panas.
Pemanasan global akibat adanya meningkatnya
gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca yang berlebihan pada
atmosfer bumi diyakini merupakan salah satu penyebab terjadinya
perubahan iklim global secara ekstrem ini.
Istilah
Efek rumah kaca itu sendiri diusulkan pengunaan
namanya pertama kali oleh Joseph Fourier pada 1824, yang memiliki arti
proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama planet atau
satelit yang memiliki atmosfer yang disebabkan oleh tergangunya
komposisi gas-gas rumah kaca pada atmosfernya. Komposisi gas-gas rumah
kaca pada atmosfer Bumi terdiri atas CO2 (Karbon dioksida), N2O (Nitrous
Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbos), SF6 (Sulphur hexafluoride), PFCs
(Perfluorocarbons), SO2 (sulfur dioksida), NO (nitrogen monoksida),
(NO2) nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas
CH4 (Metan) dan (CFC) khloro fluoro karbon.
Gas-gas tersebut dihasilkan lewat proses alami di Bumi ataupun
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia saat memenuhi kebutuhan
hidup. Gas yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
rawa-rawa, proses photosintesa, proses pembusukan hingga proses
bernafaspun merupakan sumber
Gas Rumah Kaca alami. Sedangkan sisa
pembakaran hasil industri, pembakaran bahan bakar fosil, emisi gas
buang kendaraan bermotor adalah sumber Gas Rumah Kaca akibat dari
aktivitas manusia. Meningkatnya Gas Rumah Kaca dimulai sejak abad 18
saat manusia menemukan teknologi industri yang banyak menggunakan bahan
bakar fosil seperti minyak bumi, gas maupun batubara untuk menghasilkan
energi dan menyisakan gas-gas rumah kaca yang kemudian kian banyak
terkumpul pada lapisan atmosfer melampaui batas kemampuan tumbuhan dan
laut untuk mengabsorsinya. Lantas apa hubungan meningkatnya efek rumah
kaca dengan perubahan iklim ?
Meningkatnya kadar gas rumah kaca pada atmosfer yang merupakan mesin
pengendali alami iklim di Bumi dapat mengganggu mekanismenya. Karena
sifat dasar dari gas-gas rumah kaca yang melewatkan cahaya sinar tampak
(gelombang pendek) Matahari namun menyerap gelombang panjang (sinar
infra merah). Saat pancaran / radiasi dari Matahari masuk ke Bumi, 25%
dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer dan atau
partikel-partikel gas di atmosfer, 25% diserap oleh atmosfer, 45%
diteruskan ke permukaan bumi dan oleh permukaan bumi seperti permukaan
air, es dan permukaan refletif lainnya 5% dipantulkan kembali dalam
bentuk gelombang panjang yang berupa energi panas (sinar inframerah).
Proses inilah yang disebut sebagai
efek rumah kaca. Sesungguhnya,
tanpa adanya efek rumah kaca pada sistem perikliman di bumi, maka suhu
menjadi sangat rendah dan Bumi menjadi tidak layak huni. Dalam keadaan
normal, Energi yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi dalam bentuk
radiasi infra merah diteruskan ke angkasa oleh atmosfer, namun saat
kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, Sinar infra merah tersebut
terhambat dan memantul kembali ke permukaan bumi, yang jika hal ini
berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan
pemanasan global di permukaan Bumi.
Meningkatnya suhu pada pemukaan bumi dapat mengakibatkan terganggunya
ekosistem dan mekasnisme biota di bumi, terutama hutan sebagai sarana
pendaur ulang karbon dioksida di udara. Selain itu mengakibatkan
mencairnya es di wilayah kutub hingga meningkatkan volume air laut dan
mengancam kebedaraan daratan. Karena suhu merupakan salah satu parameter
dari iklim maka saat terjadi perubahan suhu secara global akan
mengakibatkan terjadinya
perubahan iklim global yang ekstrim pula.
Kini tidak ada salahnya jika kita yang di Bumi hidup lebih “santun” terhadap alam dan mulai merawat
kelestarian lingkungan. Slogan-slogan seperti “
back to nature” atau pun “
Go Green”
jangan hanya diucapakan semata, tapi harus direalisasikan dalam bentuk
nyata demi kelangsungan hidup seluruh mahluk di Bumi ini.
11. Cara-cara Menanggulangi Pemanasan Global
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas
rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara
ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara
adalah dengan reboisasi yang dapat mengantisipasi global warming. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida
yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan
karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah
mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh
kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika
diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya
gas rumah kaca.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya
dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak
untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur
minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah
satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida
yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan
kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan
bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak
revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi
sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada
pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa
digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan trend penggunaan
bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi
jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan
karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi
bila dibandingkan dengan batubara.
Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir
lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir,
walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang
berbahaya. Untuk kendaraan bermotor, perlu digunakan alat penyaring
khusus gas buangan pada bagian knalpot (tempat keluar gas buangan) yang
dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif gas buangan tersebut.
Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel.
Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh
beroperasi agar tidak menimbulkan pencemaran.
Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang
gas buangan yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana
akan dibuang dan haruslah memperhatikan lingkungan sekitar. Reboisasi
lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju
karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon
disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran udara
disepanjang jalan raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Selain itu diperlukan juga adanya pengelolaan sampah.Pengelolaan
sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber
daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau
radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis
zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,
sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah
Selain itu perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan
pengurangan gas-gas rumah kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan
peraturan kebijakan lingkungan yang ketat, maka ekonominya dapat terus
tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi
membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai
contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan,
telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk
memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar
masalah kerusakan lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.
- 12. Manfaat Efek Rumah Kaca Bagi Kehidupan di Bumi.
12.1 Global warming
Global warming dalah suatu peristiwa yang disebabkan meningkatnya
efek rumah kaca (green house effect). Sebenarnya efek rumah kaca
bukanlah suatu hal yang buruk, justru dengan adanya efek rumah kaca bumi
kita bisa tetap hangat, bahkan memungkinkan kita bisa survive hingga
sekarang.
Kamu bisa mengibaratkan bumi kita seperti mobil yang sedang diparkir
dalam cuaca yang cerah. Kamu pasti akan berpikir bahwa temperature di
dalam mobil pasti akan lebih panas dibandingkan temperature di luar
mobil. Sinar matahari memasuki mobil tersebut melalui celah-celah pada
kaca jendela dan secara otomatis panas dari sinar matahari akan diserap
oleh jok, karpet, dashboard serta benda-benda lain yang berada di dalam
mobil. Ketika semua objek tersebut melepaskan kembali panas yang
diserapnya, tidak semua panas tersebut akan bisa keluar melalui celah
jendela, sebagian justru akan dipantulkan kembali- panas tersebut akan
diradiasikan kembali oleh benda-benda yang ada di dalam mobil dengan
panjang gelombang yang berbeda-beda. Sehingga sejumlah energy panas akan
tetap tinggal di dalam mobil, dan hanya sebagian kecil dari energy
tersebut yang bisa melepaskan diri. Pada akhirnya, mobil tersebut akan
mengalami peningkatan temperature secara berkala, semakin lama akan
semakin panas.
Ketika cahaya matahari mengenai atmosfer serta permukaan bumi,
sekitar 70% dari energi tersebut tetap tinggal di bumi, diserap oleh
tanah, lautan, tumbuhan serta benda-benda lainnya. 30 % sisanya
dipantulkan kembali melalui awan, hujan serta permukaan reflektif
lainnya. Tetapi panas yang 70 % tersebut tidak selamanya ada di bumu,
karena bila demikian maka suatu saat bumi kita akan menjadi “bola api”).
Benda-benda di sekitar planet yang menyerap cahaya matahari seringkali
meradiasikan kembali panas yang diserapnya. Sebagian panas tersebut
masuk ke ruang angkasa, tinggal di sana dan akan dipantulkan kembali ke
bawah permukaan bumi ketika mengenai zat yang berada di atmosfer,
seperti karbon dioksida, gas metana dan uap air. Panas tersebut yang
membuat permukaan bumi tetap hangat dari pada di luar angkasa, karena
energy lebih banyak yang terserap dibandingkan dengan yang dipantulkan
kembali. Itulah peristiwa yang disebut dengan efek rumah kaca (green
house effect).
12.2 Bumi Tanpa Efek Rumah Kaca
Apa yang akan terjadi bila bumi kita tanpa efek rumah kaca, maka bumi
akan seperti planet Mars. Mars tidak mmemiliki atmosfer yang cukup
tebal untuk mempertahankan panas matahari, di sana sangat dingin.
Sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efek rumah kaca adalh salah satu dampak dari pemanasan global yang
sangat serius dampaknya. Pemanasan global telah menjadi permasalahan
yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain
diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh
manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang
sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini.
Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.
Seperti dengan cara reboisasi, penanggulangan hal ini adalah
kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah
menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global hanyalah
sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
B. Saran
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk
hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus
beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana
bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya.
Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming.
2.Karangan Non Ilmiah
Pengertian Karangan Non ilmiah :
Karya non-ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya
menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Macam-Macam Karangan Non Ilmiah
dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Contoh
CONTOH KARANGAN NON ILMIAH
BATU GOLOG
Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing di Nusa Tenggara
Barat hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang
suami bernama Amaq Lembain
Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan
kedesa desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi.
Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya menyertai pula. Pada
suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya diatas
sebuah batu ceper didekat tempat ia bekerja.
Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka duduk makin lama
makin menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil
ibunya: “Ibu batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk
bekerja. Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk.”
Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama
makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak
sejadi-jadinya. Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras.
Suara anak-anak itu makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak
terdengar lagi.
Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu
mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain
tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh Batu
Goloq.
Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar dapat mengambil
anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib. dengan sabuknya ia
akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan menebaskan sabuknya batu itu
terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang
kemudian diberi nama Desa Gembong olrh karena menyebabkan tanah di sana
bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena
ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir
jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh. Sehingga tempat itu
diberi nama Montong Teker.
Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi
dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah
menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua
burung itu tidak mampu mengerami telurnya.
3.Metode Ilmiah
Pengertian
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.
Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
Tujuan dari mempelajari metode ilmiah adalah
mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
Beberapa poin dari tujuan dan manfaat seseorang atau peneliti mempelajari
metode ilmiah, yaitu :
1. Mengetahui tata cara penulisan ilmiah.
2. Dapat menyusun fakta yang nyata dan data tersusun secara sistematis.
3. Menambah wawasan dalam menggunakan teknik yang cepat dan tepat untuk
digunakan dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah.
4. Mengetahui bahasa yang digunakan pada tulisan ilmiah yaitu bahasa baku.
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan
sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut
:
1) Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak
mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding
kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan
sebagainya.
3) Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4) Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan
menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif.
Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang
dilakukannya.
5) Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan
menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang
disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6) Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen
yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan
apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia
berusaha bekerja dengan teliti.
7) Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak
diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Langkah-langkah Pelaksanaan Penulisan Ilmiah
Bentuk laporan penulisan PI,
terdiri dari :
1. Bagian Awal
Bagian Awal ini terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
2. Bagian Tengah.
1. Bab
Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
3.
Bagian Akhir.
3.Bagian akhir terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan secara terinci dari
Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :
A. Bagian Awal.
Pada
bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan
Penulisan Skripsi standar sesuai universitas masing – masing mahasiswa.
2. Lembar Pernyataan
Merupakan halaman yang berisi
pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini
berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda
tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.
4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang
hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1
halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan
penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan,
dll ).
6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara
garis besar dan disusun berdasarkan nomor urut halaman.
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. Bagian Tengah.
1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini
terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a.
Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik
permasalahan yang bersangkutan.
b.
Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam
penelitian yang bersangkutan.
c.
Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang
dikaji dan bagian mana yang tidak.
d.
Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian
ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e.
Metode Penelitian
Menjelaskan
cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang
digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis
Metode Penelitian :
a.
Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
f.
Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah
2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang
menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil
penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan
dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan
antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan
kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan
menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab
ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari
penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
C. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam
penulisan
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan,
grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di
bagian-bagian terkait sebelumnya.
Sumber Referensi :
http://agambbq.blogspot.com/
http://ucipechel.blogspot.com/2013/06/contoh-karangan-non-ilmiah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://nabella2326.blogspot.com/2012/06/metode-ilmiah.html
http://yanhasiholan.wordpress.com/2012/11/21/sikap-ilmiah/
http://nabella2326.blogspot.com/2012/06/langkah-langkah-pelaksanaan-penulisan.html